Sekolah Bisnis Online

Mengenal Design Thinking Dalam Perencanaan Bisnis di Era Society 5.0

design thinking

Design thinking pada awalnya diterapkan bagi mereka yang bekerja sebagai designer ketika mencari solusi dari masalah dengan menekankan pendekatan dari sisi user. Tapi seiring  berkembangnya waktu, pemikiran design thinking ternyata bisa juga digunakan pada bidang lain seperti bisnis dan teknik. 

Yuk, kita bahas detailnya disini.

Design thinking adalah proses memecahkan masalah secara kreatif

Design thinking sebagai metode creative problem-solving sudah banyak diminati oleh beberapa perusahaan besar untuk konsep produknya. Digunakannya  oleh perusahaan besar memang bukan tanpa alasan. Ini karena metode ini memang memiliki nilai fungsi yang lebih baik serta mudah untuk digunakan. Selain itu, beberapa manfaat dan kegunaan yang bisa didapatkan dari formula design thinking ini antara lain :

  • Merancang desain produk dengan lebih baik
  • Mengembangkan ide-ide baru
  • Melahirkan inovasi yang berdampak luas
  • Melahirkan solusi untuk atasi permasalahan yang ada.

Manfaat mengaplikasikan design thinking

Cara berpikir design thinking nyatanya tidak hanya memudahkanmu dalam bekerja, tapi juga memberikan banyak manfaat bagi industri bisnis seperti:

  • Penghematan biaya dan ROI yang luar biasa 
  • Menciptakan berbagai inovasi 
  • Menciptakan retensi dan loyalitas pelanggan 
  • Mampu mengurangi waktu desain dan pengembangan
  • Bisa diterapkan di seluruh perusahaan

Fase proses mengaplikasikan design thinking

Ada berbagai macam proses yang harus dilalui dalam proses design thinking ini. Setidaknya ada sekitar 5 proses design thinking yang harus kamu lalui, yaitu. 

  1. Empati

    Untuk bisa memberikan solusi terbaik bagi suatu produk, tahap awal yang harus dilalui dalam pola pikir design adalah menanamkan rasa empati. Melalui rasa empati ini kamu bisa memahami kebutuhan, tujuan dan keinginan pengguna.
    Biasanya dalam tahap ini kamu harus mampu menahan asumsimu terkait keinginan pengguna. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah melakukan riset untuk mengumpulkan wawasan tentang pengguna dengan melihat dari sisi psikologis dan emosionalnya.

  1. Define

    Tahap lanjutan dari proses berpikir dengan metode ini adalah define atau menjelaskan masalah tersebut. Di fase ini kamu mulai mengetahui apa yang menjadi hambatan bagi user dari hasil pengamatan yang kamu dapatkan dari tahap empati tadi.
    Nah, diharapkan di akhir fase ini kamu bisa menggambarkan sebuah ide berdasarkan pandangan user tersebut melalui produk atau aplikasi yang akan kamu buat. Adapun bentuk tahapannya bisa saja dengan menuliskan kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi.

  1. Ideate

    Sebelumnya kamu sudah memahami pengguna dan kebutuhan mereka lewat tahap empati. Kamu pun sudah menganalisis pengamatanmu di tahap define. Nah, di tahapan ini kamu dan tim dapat mulai berpikir out of the box untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi user.
    Ada berbagai macam teknik menggali ide yang bisa digunakan seperti brainstorm, brain white, scamper, mind mapping hingga worst possible idea. Setelah memilih salah satu teknik dari pemikiran di atas biasanya di akhir fase, kamu dan tim pada akhirnya hanya akan memilih beberapa ide saja untuk diaplikasikan.

  1. Prototipe

    Langkah ini menjadi sesuatu yang penting karena kamu akan mencoba mengubah ide yang didapatkan dari tim tadi menjadi tiruan produk nyata atau produk uji coba. Di tahap prototipe ini tim akan fokus pada kendala dan kekurangan prototiype tersebut. Prototipe ini juga akan terus ditingkatkan, dirancang, diperbaiki sehingga mendekati hasil dari produk yang diinginkan.

  2. Tes

    Tahapan dalam proses ini selanjutnya adalah kamu dan tim akan menguji prototipe langsung kepada pengguna. Di tahap ini kamu akan melihat bagaimana user berinteraksi dengan prototipe dan mengumpulkan umpan balik berupa pengalaman mereka menggunakan prototipe tersebut. Dengan mengujinya kepada user, kamu bisa tahu terlebih dahulu kekurangan dari produkmu tersebut, sebelum mulai menjualnya ke pasaran.

Nah, dari ulasan di atas, tentu kini sekarang kamu memahami seperti apa design thinking tersebut bukan? Jadi, apakah kamu sudah menerapkannya pada pola kerja bisnis kamu?

Bila belum, tampaknya pola pikir design thinking wajib kamu coba!

Recent Post

Scroll to Top